Apa yang Anda pikirkan ketika memikirkan sosok seorang Ninja? Sebagian besar dari kita yang besar di tahun 1990-an tentu langsung membayangkan sesosok pria berpakaian hitam-hitam dengan cadar di muka, membawa kunai dan katana super tajam, bergerak dalam kesunyian, membunuh tanpa ketahuan, dan selalu menjalankan misi brutal dengan sangat efektif. Anak-anak yang tumbuh setelah tahun 2000-an mungkin tidak pernah mengenal konsep ninja seperti ini. Popularitas anime dan manga seperti Naruto kemudian “membelokkan” bagaimana sosok Ninja yang sebenarnya. Ia lebih digambarkan sebagai petarung terbuka dan berbaju cerah. Terlepas konsep seperti apa yang Anda sukai, ada sedikit kerinduan untuk melihat kembali konsep lawas seorang “Ninja”.
Popularitas Ninja sebagai seorang “ksatria kegelapan” memang menjadi tema yang menarik di era tahun 90-an. Ia menjadi salah satu inspirasi yang seringkali digunakan oleh industri hiburan, dari film hingga video game. Jika kita membicarakan Ninja di industri game, maka kita tidak mungkin melewatkan game yang satu ini. Tidak hanya sekedar mengusungnya sebagai tema utama, game yang satu ini benar-benar membawa kita ke dalam aksi ala Ninja yang sebenarnya. Ia juga harus diakui merupakan salah satu pencetus dan yang terbaik untuk game dengan genre stealth action. Hampir semua gamer yang sempat mengenyam masa-masa keemasan Playstation pasti pernah memainkan game yang satu ini. Benar sekali, kita sedang membicarakan salah satu franchise lawas terbaik – Tenchu: Stealth Assassins.

Tenchu merupakan yang pertama menerapkan dunia Ninja ke dalam sebuah game stealth action yang epik, dan hingga kini masih menjadi satu-satunya franchise yang melakukan hal tersebut. Sebagian besar game Ninja yang lahir sebelum dan setelah Tenchu lebih banyak menonjolkan sisi action dan beragam jurus-jurus destruktif tanpa ada keinginan untuk kembali pada jati diri ninja sebagai seorang Stealth Assassins. Tidak mengherankan jika game ini tetap memorable hingga saat ini. Lahir dari tangan dingin Activision, Tenchu memang mampu menghadirkan pengalaman bermain yang intens. Sudut pandang yang terbatas, setting yang sebagian besar berada di malam, dan musuh yang selalu mawas akan membuat adrenalin Anda terpacu kencang.
Apakah Anda termasuk gamer yang pernah memainkan Tenchu sebelumnya? Apakah Anda merindukan game seperti ini kembali? Sembari berharap agar para developer membuka hati kembali dan mengizinkan game ini hadir di konsol saat ini, tidak ada salahnya jika memutar kembali waktu dan sedikit bernostalgia. Kita kembali kepada akar salah satu game stealth action terbaik di industri game – Tenchu: Stealth Assassins.
Plot dan Gameplay
Rikimaru dan Ayame merupakan dua ninja terbaik yang dimiliki oleh klan ninja – Azuma. Mereka sudah dibesarkan, dilatih, dan dibentuk untuk menjadi mesin pembunuh terbaik. Untuk apa? Tentu saja sebagai “senjata rahasia” yang dapat dipergunakan oleh para Tuan Tanah untuk mempertahankan kekuatan politik mereka. Azuma Clan sendiri berdiri di bawah kekuasaan Lord Godha yang kharismatik dan begitu mencintai rakyatnya. Pada suatu waktu, Godha memerintahkan klan Azuma untuk mengumpulkan informasi tentang korupsi yang semakin merajalela di wilayah kekuasaannya. Namun, Rikimaru dan Ayame yang diutus ternyata menemukan fakta lain yang lebih mengejutkan. Ancaman terbesar justru datang dari seorang penyihir bernama Lord Mei-Oh yang mulai mengumpulkan kekuatan iblis untuk menghancurkan Godha. Rikimaru dan Ayame pun tertarik dalam pusaran takdir yang lebih besar tanpa mereka sadari.Pada awal permainan, Anda diberi kebebasan untuk memilih Rikimaru dan Ayame sebagai karakter untuk digunakan. Pada dasarnya kedua karakter ini sama, dengan jalur misi yang mirip satu sama lain. Rikimaru merupakan karakter yang hadir dengan kekuatan serangan yang lebih besar diantara keduanya. Ayame yang feminim tampil sebagai karakter yang lebih lincah. Ia mampu bergerak lebih cepat ketika bergerak maupun menyerang. Namun seperti karakter wanita lainnya (bukan bermaksud sexist), ia hadir dengan kekuatan serangan yang lebih lemah, namun memiliki kompensasi di jumlah combo yang lebih besar. Keduanya juga berbagi equipment yang sama.
Tenchu: Stealth Assassins merupakan satu dari sedikit game stealth action pertama yang lahir di industri game. Berbeda dengan game bertema ninja lain yang lebih berfokus pada sisi action, Tenchu menuntut Anda untuk bermain peran sebagai seorang ninja yang sesungguhnya. Seperti layaknya seorang ninja, Anda harus sebisa mungkin menyelesaikan setiap musuh tanpa menarik perhatian sama sekali, hanya membunuh orang yang menjadi target utama Anda. Bergerak dalam kesunyian malam, bermanuver secara aktif untuk menghindarkan diri dari beragam potensi ancaman, dan “menghabisi” ancaman jika dirasakan perlu adalah kunci Anda untuk menyelesaikan setiap misi.
Seperti Ninja pada umumnya, kelincahan dan insting membunuh tentu tidak cukup untuk memastikan setiap target terbunuh. Oleh karena itu, Activision juga membekali Anda dengan segudang item yang dapat digunakan untuk mempermudah jalan misi, dari peledak, kunai, item penyembuh, hingga spell untuk menghilangkan diri. Semua item ini dapat disimpan dalam kapasitas yang terbatas untuk setiap misi. Item merupakan elemen yang cukup krusial di dalam Tenchu. Apalah arti seorang Ninja jika ia tidak mampu berpindah cepat dengan grappling hook atau mengecoh perhatian musuh dengan bom asap?
Apa yang Saya Sukai dari Tenchu: Stealth Assassins?
Ayame
Diantara kedua karakter yang dihadirkan, Ayame merupakan karakter yang lebih menarik untuk dimainkan, setidaknya bagi saya pribadi. Selain karena ia karakter wanita yang memang didesain dengan baik, kecepatan dan kelincahan Ayame menjadi kunci kemenangan yang lebih pasti dibandingkan hanya mengandalkan kekuatan dari Rikimaru. Apa pasal? Karena kecepatan gerakan akan berpengaruh signifikan pada seberapa cepat Anda dapat membelakangi musuh dan melakukan stealh kills dengan cepat. Ini tentu lebih efektif untuk menghabisi semua ancaman yang ada daripada bertarung secara terbuka. Jikapun gagal dan terpaksa bertarung, kecepatan dan combo Ayame tetap menjadi senjata yang efektif. Damage yang kecil tentu tidak akan berpengaruh jika bisa Anda bisa memastikan musuh tak punya kesempatan untuk bergerak.
Bergerak dan Bertindak Seperti Ninja
Satu hal yang akan sangat sulit Anda temukan di game-game saat ini adalah keberanian Activision untuk menghadirkan pengalaman Ninja yang sebenarnya pada Tenchu. Beraksi dalam kegelapan dengan seefektif mungkin tentu saja menghadirkan tantangan tertentu. Seperti sistem yang diadaptasi oleh game-game terkini, menjadi sangat penting untuk bergerak pelan dan memastikan posisi musuh terlebih dahulu sebelum akhirnya memutuskan untuk bergerak. Cara yang terbaik? Tentu saja mengobservasi dari bagian atap, menganalisa lingkungan, sebelum akhirnya bertindak. Bagi gamer yang belum mengenal Tenchu sebelumnya, konsep yang diusung game ini boleh jadi menjadi inspirasi bagi game-game sekelas Splinter Cell dan Assassin’s Creed. Anda akan melihat mekanisme gameplay dan cara eksekusi yang serupa di antara mereka. Sulit sekali untuk menemukan game yang serupa lagi dengan Tenchu. Saya sungguh merindukan game yang satu ini.
Grappling Hook
Jika kita membicarakan item yang paling penting dari keseluruhan dunia Tenchu, maka Grappling Hook boleh dibilang sebagai yang paling krusial. Tanpa peralatan yang satu ini, Anda tidak akan bisa menyelesaikan misi apapun. Walaupun tidak bisa membawa Anda bergerak secara horizontal ke area yang lain, namun grappling hook adalah item yang paling tepat untuk menjalankan fungsi sebagai seorang Ninja. Alat ini akan memberikan Anda keuntungan berada di tempat tinggi untuk obeservasi lingkungan yang lebih baik. Dengan hook, Anda juga dapat keluar dari medan pertempuran yang mulai terlihat tidak menguntungkan, menghilang, dan kembali untuk mencoba melakukan stealth kills. Hebatnya lagi, hook ini bekerja untuk hampir semua sudut atap. Anda hanya tinggal membidiknya dengan sudut pandang first person.Brutality!
Anda tidak bisa menganggap sebuah game sebagai game bertema ninja jika ia tidak memperlihatkan kekejaman dan brutalitas secara eksplisit. Hal inilah yang dilakukan oleh Tenchu: Stealth Assassins. Anda akan melihat begitu banyak darah yang mengucur dan membasahi tanah sepanjang permainan. Semua efek ini seolah memperlihatkan betapa tajamnya senjata pembunuh yang dibawa oleh Rikimaru dan Ayame. Tidak hanya itu saja, adegan gore ini akan terlihat lebih jelas ketika ketika Anda terlibat dalam perang terbuka. Anda dapat memutilasi tubuh lawan jika Anda bisa melemparkan serangan yang tepat. Untuk sebuah game zaman Playstation, it was awesome!! Apalah arti kehidupan seorang ninja jika ia belum pernah membuat tangan atau kepala lawannya lepas.Apa yang Saya Benci dari Tenchu: Stealh Assassins?
Kemana…Kemana…Kemana..
Oke, saya tidak bertanggung jawab jika Anda menyanyikan sub judul di atas dengan sedikit nada lagu dangdut, karena bukan itu yang saya maksud. “Kemana?” adalah pertanyaan yang paling saya lontarkan ketika memainkan Tenchu: Stealth Assassins. Kita memang memiliki objektif yang jelas untuk setiap level yang ada. Masalah muncul ketika Anda mulai kehilangan arah dan tidak tahu dengan jelas dimana sebenarnya letak misi utama ini. Rikimaru dan Ayame memang dibekali dengan map di atas perkamen untuk memperlihatkan keseluruhan lingkungan misi. Sayangnya, peta ini sama sekali tidak memberikan informasi tambahan apapun selain posisi dimana Anda berdiri sekarang ini. Akibatnya? Untuk mencari lokasi utama, Anda harus mengeksplorasi setiap sudut peta hanya untuk mencari kemana seharusnya Anda melangkah. Cara terbaik lain untuk menemukannya? Keberuntungan.
Jarak Pandang yang Terbatas
Salah satu hal yang cukup mengganggu ketika bermain Tenchu ada pada jarak pandangnya yang sangat terbatas. Secara logika, seorang ninja yang terlatih sebagai pembunuh seharusnya memiliki ketajaman indera yang melebihi manusia biasa. Namun Rikimaru dan Ayame ternyata sama sekali tidak memiliki kelebihan tersebut. Bagaimana Anda bisa menjadi seorang pembunuh yang hebat jika melihat di dalam kegelapan saja butuh usaha ekstra dan menyulitkan? Itulah yang terjadi pada Tenchu: Stealth Assassins. Sebagian besar misi memang meminta Anda untuk bergerak di kegelapan untuk menghidupkan sensasi Stealh Assassin yang lebih mumpuni. Namun, sayangnya kegelapan malam justru akan sangat menyulitkan Anda. Jarak pandang yang terbatas akan membuat Anda tidak mampu mengobservasi lingkungan secara sempurna, sehingga hampir tidak mungkin untuk membangun rencana penyusupan dan stealth kills dengan efektif.
Sixth Sense yang Tumpul
Jika peta tidak berfungsi sempurna dan jarak pandang sangat terbatas, bagaimana cara Rikimaru dan Ayame mendeteksi musuh yang berada di sekitar mereka? Tentu saja dengan “insting” Ninja mereka yang diadaptasikan dalam sebuah bentuk radar pasif di sudut kiri bawah layar. Jika muncul tanda tanya biru, maka ini berarti ada musuh dalam jarak angka yang dituliskan dekat simbol tersebut, pink berarti musuh berada dalam kewaspadaan, dan merah adalah tanda menyerang. Jika saja “radar” ini berfungsi sempurna, misi tentu akan berjalan dengan mudah. Sayangnya, insting Rikimaru dan Ayame ternyata juga tidak setajam jarak pandang dan deskripsi peta mereka. Tidak jarang radar ini justru menangkap kehadiran musuh yang berada di kejauhan dan melewatkan musuh yang berada di jarak yang lebih dekat. Akibatnya? Ketika Anda hendak maju menyerang secara sembunyi-sembunyi, tidak jarang Anda justru tiba-tiba disergap oleh musuh yang tidak diketahui keberadaannya. Why, oh why??!Orang-orang Sipil yang Menyebalkan
Tidak cukup musuh yang menjadi ancaman, orang-orang sipil yang bergerak di dalam lingkungan misi terkadang juga menjadi “ancaman” yang harus diperhatikan. Mereka akan berteriak dengan kencang meminta bantuan pada penjaga dan membuat lokasi Anda terekspos begitu saja. Cara terbaik memang menghindari mereka sebisa mungkin. Bagi saya? Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada membungkam mulut mereka dengan pedang setiap kali kesempatan itu datang.
Sensasi Setelah Memainkannya Kembali
Memainkan kembali Tenchu: Stealth Assassins memang menghadirkan sebuah perasaan kompleks tersendiri. Di satu sisi perasaan nostalgia muncul begitu kencang dari atmosfer yang dihasilkan, namun di sisi lain ada kerinduan untuk merasakan game ini kembali di konsol masa kini. Sebagai game stealth action yang berangkat dari tema ninja, Tenchu seolah mengingatkan gamer kembali esensi dari menjadi ninja yang sesungguhnya, mereka yang bergerak di dalam kegelapan dan membunuh dengan tanpa ampun. Sebuah konsep yang hampir tergerus oleh kehadiran “ninja” berbaju orange, berambut kuning yang bahkan tidak pernah berpikir untuk melakukan sedikit kamuflase. I miss the old days.Akan ada sedikit rasa frustrasi untuk memulai game ini kembali. Tidak ada masalah dari segi grafik, Anda masih bisa menikmati game lawas ini dengan maksimal walaupun dengan visualisasi super-kotak. Masalah justru ada beragam kelemahan seperti jarak pandang terbatas dan radar yang tidak mampu berfungsi efektif. Anda yang ingin memastikan pergerakan stealth sempurna selama satu level penuh akan cukup kesulitan untuk menjaga hal tersebut. Anda akan mudah sekali bertemu dengan musuh yang tidak pernah Anda kira dan terpaksa terlibat dalam perang terbuka yang mengecewakan. Apalagi And yang memainkan game ini di televisi LCD dengan black level yang tinggi, Anda sudah pasti akan kesulitan untuk melihat apapun sepanjang permainan.
Namun terlepas dari rasa frustrasi yang mungkin ia hasilkan, tidak ada salahnya untuk mengenang game epik yang satu ini kembali. Kelangkaan dan kualitas Tenchu sebagai sebuah game ninja yang mengusung tema stealth action memang membuatnya begitu berbeda. Seandainya saja ia dirilis kembali dalam seri















































